Padang | Suasana pagi yang hangat di kawasan GOR H. Agus Salim Kota Padang mendadak berubah menjadi ruang diskusi terbuka nan serius. Tanpa jadwal dan tanpa rekayasa, enam wartawan senior sekaligus pemimpin redaksi (pemred) dari media online nasional ternama tampak duduk semeja, membahas berbagai isu terbaru yang sedang ramai di tengah masyarakat Sumatera Barat, Kamis Pagi 03 Juli 2025.
Pertemuan ini berlangsung spontan di sebuah warung kopi sederhana yang kerap menjadi persinggahan para jurnalis. Mereka datang dari arah berbeda, dengan agenda masing-masing, namun akhirnya bertemu dalam satu meja dan larut dalam pembahasan mendalam tentang kondisi sosial, politik, dan media digital hari ini.
Nama-nama besar yang hadir dalam obrolan informal namun penuh makna itu adalah:
- Wyndoee, Pemred Radja-mediaonline.com Group, dikenal memimpin lebih dari 300 media online nasional;
- Roni Bose, Pemred Faktahukum.com Group, spesialis isu hukum dan investigasi tajam;
- David Pelor, Pemred Jelajanews.com Group, tokoh kritis di isu sosial dan pembangunan;
- Marzuki, Pemred Gemanet.com, jurnalis senior berpengalaman di dunia pemberitaan daring;
- Lenni, Pemred Kompasindo.id, figur perempuan yang konsisten membawa suara keadilan;
- Andi Jok, pengusaha media online sekaligus Pemred Alisyanews.com, pemain penting di balik banyak media lokal.
Dalam suasana santai tapi penuh semangat, mereka membahas beragam isu aktual seperti kisruh PPDB Online 2025, proyek-proyek infrastruktur pemerintah, dinamika politik Sumbar, hingga masa depan media online di tengah tantangan disrupsi digital.
“Ini bukan pertemuan resmi. Semua spontan. Tapi diskusinya dalam, penuh gagasan, dan membawa semangat yang sama: menjaga integritas media,” ujar Roni Bose.
Wyndoee menyebut pertemuan ini sebagai refleksi nyata bahwa pemred tidak sekadar duduk di ruang redaksi, tapi turun ke lapangan, menyerap langsung denyut nadi masyarakat.
“Pers jangan hanya jadi pelapor, tapi harus ikut menjadi penjaga arah. Kita hadir bukan untuk menyenangkan, tapi untuk menyuarakan yang seharusnya,” tegasnya.
David Pelor menambahkan pentingnya sinergi antar media di tengah ancaman hoaks dan tekanan terhadap independensi pers.
“Hari ini bukan soal eksistensi, tapi soal keberpihakan. Media harus terus di tengah rakyat, melawan pembodohan, dan menyuarakan yang tak terdengar,” ungkapnya.
Sementara Marzuki dan Lenni menekankan pentingnya menjaga etika jurnalistik di tengah era clickbait, dan peran srikandi media dalam menjaga marwah profesi. Andi Jok turut menyoroti pentingnya kekuatan media lokal sebagai garda terdepan melawan disinformasi dan sebagai jembatan pembangunan.
Meski tanpa settingan, pertemuan ini menjadi simbol bahwa dunia pers Sumatera Barat tetap hidup, bergerak, dan bersatu dalam idealisme yang tak lekang oleh zaman.
“Ini bukan soal siapa paling senior atau siapa punya jaringan terluas. Tapi soal siapa yang tetap konsisten berpihak pada rakyat dan fakta,” pungkas Lenni sambil tersenyum.
Momentum ini memperlihatkan bahwa api perjuangan media belum padam. Para pemred masih aktif di garis depan, menjaga nalar publik, dan menyuarakan kebenaran. Di tengah warung kopi, tanpa meja bundar, tapi dengan hati yang bulat untuk terus jadi benteng informasi yang jujur, tajam, dan mencerahkan.
Andi Jok
0 Komentar